Friday, June 12, 2009

SEPUTAR ANGKAK

SEPUTAR ANGKAK

Menjawab beberapa pertanyaan teman-teman yang cukup penasaran tentang bagaimana wujud si angkak ini, aku mencoba mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber yang mudah-mudahan bisa bermanfaat :-).

What is Angkak?
Angkak atau beras merah merupakan produk fermentasi beras yang difermentasikan selama sepekan dengan cendawan/kapang Monascus purpureus. Beras yang semula putih berubah warna menjadi merah gelap. Pembuatannya konon pertama dilakukan oleh Dinasti Ming yang berkuasa di China pada abad ke-14 sampai abad ke-17.


Dalam teks tradisional The Ancient Chinese Pharmacopoeia disebutkan bahwa angkak digunakan sebagai obat untuk melancarkan pencernaan dan sirkulasi darah. Beberapa spesies kapang telah digunakan untuk memproduksi angkak, diantaranya adalah Monascus purpureus, M. pilosus, dan M. anka. Negara-negara Asia Timur lainnya seperti Taiwan, Jepang, Korea, dan Hongkong juga memproduksi angkak untuk keperluan sebagai pewarna alami makanan.

Beberapa nama lain/sebutan lain untuk angkak adalah Fung khiuk, beni-koju, CholestinTM, Hong qu, Hung-chu, Monascus , Red koji, Red Leaven, Red Rice, Red Rice Yeast, Xue Zhi Kang (setelah diextract dalam alcohol) , Zhi Tai (dalam bentuk bubuk).

Khasiat Angkak

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji manfaat dari angkak ini. Beberapa senyawa aktif pembentuk angkak merah adalah monakolin K atau lovastatin, dihidromonakolin,dan monakolin I hingga IV.Senyawa lainnya berupa komponen sterol seperti betasitosterol, campesterol, stigmasterol, sapogenin, isoflavon,dan asam lemak tak jenuh tunggal. D.Heber, peneliti di Pusat Gizi Manusia University of California Los Angeles (UCLA), mengungkapkan lovastatin menghambat produksi kolesterol dalam tubuh.

Riset UCLA melibatkan 83 orang berkolesterol tinggi.Setelah minum angkak merah 12 minggu,sebanyak 2,4 gram terlarut pada 100 ml air,jumlah kolesterol jahat atau LDL menurun.Jumlah trigliserida atau substansi lemak penyebab jaringan darah rusak juga turun.

Selain itu, angkak juga berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan jumlah trombosit darah (yang khasiatnya hampir sama dengan jus jambu biji) sehingga seringkali digunakan dalam proses pengobatan demam berdarah, memperlancar dan menstabilkan darah, mengobati luka dalam akibat pukulan, benturan atau jatuh, serta memperlancar dan mengurangi rasa nyeri pada saat haid.

Khusus untuk penyakit demam berdarah alias DBD, William Adi Teja, MD, M.Med, seorang peminat pengobatan ala Cina, mengatakan dia melihat bahwa angkak itu sendiri mempunyai sifat hangat dan manis, yang berarti mempunyai fungsi tonifikasi atau menyejukkan. Padahal, penyakit menular, dalam hal ini demam berdarah, bersifat panas lembab.

Sehingga menurutnya lagi, dalam pengobatan DBD dengan angkak ini terdapat kontradiksi. Karena itu, untuk mengobati demam berdarah seharusnya dicari obat yang sifatnya berlawanan, yaitu sejuk, agak pedas, dan pahit untuk menghilangkan hawa panas dan lembab yang mengganggu pencernaan.

Dengan kata lain, pemakaian angkak untuk pengobatan tidak bisa digunakan sendiri, melainkan harus didukung oleh obat tradisional lainnya yang mempunyai sifat menyejukkan sekaligus menghilangkan hawa lembab.

Penggunaan & Penyajian Angkak

Umumnya angkak menjadi konsumsi harian masyarakat etnis Tionghoa terutama sebagai pengawet dan penyedap makanan. Mereka mempunyai kebiasaan mencampurkan angkak dalam masakan agar perut nyaman setelah makan dan masakan berwarna merah lebih menarik. Penduduk Taiwan memilih meminumnya dalam bentuk anggur beras. Sebenarnya angkak tidak mempunyai rasa. Namun perlu diperhatikan juga penggunaannya dalam masakan, karena bila jumlahnya terlalu banyak akan menimbulkan rasa yang sedikit pahit.

Cara paling sederhana untuk memperoleh manfaat angkak adalah dengan cara menyeduh (atau juga bisa direbus) kurang lebih 30 - 100 gr angkak dengan air panas sebanyak 2 gelas (sekitar 500ml) hingga berubah warna, saring, kemudian diamkan hingga dingin dahulu baru siap untuk diminum.

Sekarang ini pun bisa ditemui ekstrak angkak ini dalam bentuk kapsul suplemen yang dijual di apotek-apotek (misalnya CholestinTM).

Dosis dan Efek Samping

Sejauh ini, belum ada penelitian yang benar-benar bisa membatasi jumlah maksimal konsumsi angkak yang dianjurkan untuk kesehatan. Menurut penelitian sendiri, jumlah angkak yang dikonsumsi rata-rata per hari di Asia adalah sekitar 14 - 55 gram. Bisa dibilang angkak cukup aman untuk dikonsumsi sehari-hari. Namun demikian, tentu perlu diwaspadai juga agar jangan sampai terlalu berlebihan. Karena seperti kita tahu, apapun yang terlalu berlebihan dikonsumsi tentunya kurang baik bagi kesehatan.

Efek sampingnya sendiri terbilang cukup aman. Hanya ada kemungkinan alergi pada kasus tertentu yang sangat jarang ditemui. Namun karena dikhawatirkan adanya mekanisme Monacolin dalam liver, maka dianjurkan sebaiknya orang yang memiliki masalah dengan liver atau ginjalnya (sedang dalam masa pengobatan) ataupun wanita yang sedang hamil/menyusui untuk tidak mengkonsumsi angkak (menurut Medline Plus dan Medical Nutritional Institute).

http://debluelover.multiply.com/

No comments:

Post a Comment